Menu Tutup

Menjiwai Nilai Luhur: Peran Landasan Kultural dalam Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila memiliki tujuan mendalam untuk membantu individu menjiwai nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Ini bukan sekadar hafalan, melainkan sebuah proses internalisasi yang menghubungkan Pancasila dengan akar budaya bangsa. Landasan kultural Pancasila merupakan esensi dari kearifan lokal dan pandangan hidup masyarakat Indonesia yang telah ada sejak ribuan tahun lalu. Nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, persatuan, dan toleransi telah menjadi denyut nadi kehidupan bermasyarakat sebelum Pancasila dirumuskan.

Para pendiri bangsa memahami betul bahwa Pancasila haruslah bersumber dari bumi Indonesia sendiri. Mereka menggali dan merangkum prinsip-prinsip universal yang telah hidup dalam tradisi dan adat istiadat menjadi lima sila. Proses ini menunjukkan bahwa Pancasila adalah manifestasi dari kepribadian bangsa, sebuah ideologi yang dibangun di atas fondasi kultural yang kokoh. Oleh karena itu, peran pendidikan dalam membantu setiap warga negara untuk menjiwai nilai luhur Pancasila sangat krusial.

Dalam sistem pendidikan nasional, landasan kultural ini menjadi pilar utama. Kurikulum dirancang untuk tidak hanya mengajarkan sejarah Pancasila, tetapi juga bagaimana nilai-nilai tersebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan budaya, mulai dari kesenian tradisional, upacara adat, hingga interaksi sosial sehari-hari. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk memahami Pancasila bukan sebagai konsep abstrak, melainkan sebagai bagian integral dari identitas dan warisan budaya mereka.

Sebagai contoh, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2025, yang diadakan di aula Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Dr. Budi Santoso, seorang pakar sosiologi budaya, menyampaikan orasi ilmiah mengenai relevansi nilai kekeluargaan dalam Pancasila. Ia menjelaskan bagaimana tradisi silaturahmi dan saling membantu, yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia, merupakan cerminan dari semangat persatuan dan kebersamaan. Orasi ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan dosen yang ingin mendalami bagaimana cara menjiwai nilai luhur tersebut dalam konteks modern.

Pentingnya menjiwai nilai luhur juga terlihat dalam praktik penegakan hukum dan keadilan. Pada sebuah rapat koordinasi antar instansi yang diselenggarakan oleh Kejaksaan Negeri Surabaya pada hari Selasa, 4 Juni 2024, Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya, Bapak Fajar Adi Nugroho, S.H., M.H., menekankan pentingnya mengedepankan asas keadilan dan kemanusiaan dalam setiap proses hukum. Beliau mencontohkan bagaimana upaya mediasi dan restoratif justice sering kali menjadi pilihan dalam penyelesaian kasus-kasus tertentu, yang mencerminkan nilai musyawarah dan kekeluargaan yang terkandung dalam Pancasila.

Dengan demikian, pendidikan Pancasila yang berhasil adalah yang mampu membimbing individu untuk menjiwai nilai luhur Pancasila secara mendalam. Ini bukan hanya tentang pengetahuan, melainkan tentang pembentukan karakter dan perilaku yang selaras dengan jati diri bangsa, memastikan bahwa Pancasila terus menjadi panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.