Menu Tutup

Resiliensi Pendidikan Nasional: Kunci Keberhasilan Mengatasi Learning Loss Pasca Pandemi

Pandemi COVID-19 telah meninggalkan dampak signifikan pada sektor pendidikan, salah satunya adalah fenomena learning loss atau hilangnya capaian pembelajaran. Menghadapi tantangan ini, Resiliensi Pendidikan Nasional menjadi kunci utama dalam upaya memulihkan dan meningkatkan mutu pembelajaran di Indonesia. Kemampuan sistem pendidikan untuk beradaptasi, berinovasi, dan pulih dari krisis adalah fondasi bagi keberlanjutan proses belajar mengajar.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sejak awal 2024 telah meluncurkan berbagai program intervensi. Salah satunya adalah Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2024 untuk memetakan tingkat learning loss di setiap jenjang pendidikan. Dari data yang dikumpulkan per Januari 2025, ditemukan bahwa rata-rata learning loss pada kemampuan literasi dan numerasi mencapai 6-12 bulan tergantung jenjang sekolah. Temuan ini menjadi dasar bagi penyusunan strategi pemulihan yang lebih terarah.

Dalam upaya mengatasi learning loss, program “Merdeka Belajar” yang diimplementasikan terus diperkuat dengan pendekatan personalisasi pembelajaran. Guru-guru di seluruh Indonesia, sebanyak 150.000 pendidik, telah mengikuti pelatihan intensif mengenai metode pengajaran adaptif dan penggunaan platform digital pada periode Februari hingga April 2025. Pelatihan ini diadakan secara daring dan luring, bekerja sama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di setiap provinsi, sebagai bagian dari penguatan Resiliensi Pendidikan Nasional.

Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak juga menjadi vital. Forum Diskusi Pendidikan Nasional yang diadakan di Jakarta pada 22 Mei 2025, dihadiri oleh perwakilan dari organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan praktisi pendidikan, menghasilkan rekomendasi penting tentang penguatan peran orang tua dalam mendukung proses belajar anak di rumah. Upaya ini sejalan dengan kampanye “Orang Tua Hebat, Anak Cerdas” yang digagas sejak awal tahun ini oleh Dinas Pendidikan di berbagai daerah.

Upaya mitigasi learning loss juga melibatkan peran aktif aparat keamanan dalam menjaga lingkungan belajar yang kondusif. Pada tanggal 10 April 2025, personel Polisi Wanita (Polwan) dari unit Binmas telah mengunjungi 200 sekolah di Pulau Jawa untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan perundungan dan pentingnya kesehatan mental, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari penguatan Resiliensi Pendidikan Nasional.

Memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang adalah esensi dari Resiliensi Pendidikan Nasional. Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, diharapkan learning loss dapat teratasi secara efektif, dan sistem pendidikan Indonesia dapat bangkit lebih kuat pasca pandemi, menyiapkan generasi penerus yang kompeten dan berdaya saing global.