Dalam pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bengkel atau laboratorium praktik adalah medan sesungguhnya tempat siswa tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga menempa karakter profesional. Di sinilah Latihan Kedisiplinan menjadi inti dari proses pembelajaran. Disiplin dalam konteks praktik kejuruan berarti lebih dari sekadar ketepatan waktu; ia mencakup kepatuhan terhadap prosedur keselamatan, keakuratan kerja, dan tanggung jawab terhadap lingkungan kerja. Latihan Kedisiplinan inilah yang membedakan lulusan SMK yang kompeten dengan yang unggul, menjadikannya aset berharga bagi industri. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Vokasi pada Juni 2025 menunjukkan korelasi positif yang kuat: siswa yang konsisten menjalani Latihan Kedisiplinan di bengkel memiliki tingkat kesalahan praktik yang 30% lebih rendah.
Aspek utama dari Latihan Kedisiplinan di bengkel adalah implementasi 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), atau yang dikenal secara internasional sebagai 5S. Siswa diwajibkan untuk membersihkan dan merapikan area kerja mereka sebelum dan sesudah sesi praktik. Setiap alat harus dikembalikan ke tempat yang telah ditentukan (Kode Lokasi Penyimpanan Alat: LSP-001) paling lambat 15 menit setelah pekerjaan selesai. Pengawasan kebersihan dan kerapian ini dilakukan oleh tim piket bengkel yang ditunjuk bergantian setiap hari Rabu. Disiplin ini memastikan efisiensi waktu kerja dan menanamkan rasa tanggung jawab terhadap aset sekolah dan perusahaan di masa depan.
Selain kerapian, disiplin prosedur keselamatan (K3) adalah bagian yang tak terpisahkan dari praktik kejuruan. Di lingkungan yang melibatkan mesin, arus listrik, atau bahan kimia, satu kesalahan prosedural akibat ketidakdisiplinan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, siswa diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap (seperti helm, kacamata pengaman, dan sarung tangan) selama jam praktik yang berlangsung dari pukul 08:00 hingga 12:00. Setiap pelanggaran K3 akan dicatat dalam “Buku Kontrol K3” dan dikenai sanksi berupa skorsing sementara dari praktik.
Pentingnya Latihan Kedisiplinan ini berlanjut dan diperkuat selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang umumnya berlangsung minimal enam bulan. Di sana, siswa harus mematuhi SOP perusahaan. Kepatuhan mereka terhadap disiplin dan etika kerja dinilai setiap bulan oleh supervisor industri. Dengan demikian, bengkel SMK berfungsi sebagai miniatur industri yang keras dan menuntut, menyiapkan siswa tidak hanya dengan skill teknis, tetapi juga dengan mentalitas yang dibutuhkan untuk sukses, menjadikan disiplin sebagai hard skill tak tertulis yang tak ternilai.